Welcome to A-Yunanto's Site where you can get a lot of informations about health and medicine. You can buy many e-books here, you can take journals from free online medical journals and also order medical book from online bookstores. You can also order CD, DVD, handphone, house, books, or novels here. And for your hobbies, just download several songs, lyrics, MP3, games, and etc. So,just enjoy it!^_^ HaveANiceDay

Sunday, October 31, 2010

Let's Learn about: Wet Bulb Globe Temperature (WBGT)

Definition
The Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) is a composite temperature used to estimate the effect of temperature, humidity, and solar radiation on humans.


History

In the late 1950s, at the US Marine Corps Recruit Depot on Parris Island in South Carolina, there was particularly high humidity and the Marines were required to perform high intensity exercise in uniform, and subsequently there was a significant number casualties due to heat stroke. Prompted by this, the Department of the Navy commissioned studies on the effects of heat on exercise performance. These studies resulted in a heat index called the Wet Bulb Globe Temperature (WBGT). The WBGT was later used by researchers as an easily measured general heat-stress index, and over time its use has become more widespread in workplaces and sporting situations. In 1989, WBGT was suggested as an international standard (ISO 7243).


Elements of WBGT
The WBGT is measured by a simple three-temperature element device:

1. The natural wet-bulb temperature (Tw), which consists of a thermometer with its bulb covered with a wettened cotton wick supplied with distilled water from a reservoir. The cotton wick will always be wet, allowing continuous evaporative cooling of the thermometer's bulb, simulating the evaporation of sweat. The natural wet-bulb thermometer, like the black globe thermometer is not shielded from wind or radiation. This thermometer represents the integrated effect of humidity, wind and radiation.
2. The black globe temperature (Tg), which usually consists of a 150 mm (6 inch) black globe with a thermometer located at the center. The black globe temperature represen
ts the integrated effects of radiation and wind.
3. The (shade) air temperature (Ta), which consists of a thermometer shielded from radiation - generally by being placed in a weather screen. It is the standard temperature normally quoted in weather observations and forecasts.


Calculations
The three elements Tw, Tg, and Ta are combined into a weighted average to produce the WBGT.

WBGT = (0.7 × Tw) + (0.2 × Tg) + (0.1 × Ta)

Indoors, or when solar radiation is negligible, the following formula is used:

WBGT = (0.7 x Tw) + (0.3 x Tg)

The temperatures may be in either Celsius or Fahrenheit.


Classification Index
In hot areas, some US military installations display a flag to indicate the heat category based on the WBGT. The military publishes guidelines for water intake and physical activity level for acclimated and unacclimated individuals in different uniforms based on the heat category.

Category

WBGT (oF)

WBGT (oC)

Flag Color

1

≤ 79.9

≤ 26.6

No flag

2

80 – 84.9

26.7 – 29.3

Green

3

85 – 87.9

29.4 – 31

Yellow

4

88 – 89.9

31.1 – 32.1

Red

5

≥ 90

≥ 32.2

Black



Closing
WBGT instruments are available commercially, but they are fairly expensive, requiring regular maintenance if they are to produce accurate values.

Penasaran? Baca terusannya...

Saturday, August 28, 2010

Diet Diabetes.. Sulitkah?

Ass. Selamat Pagi! ^_^

Bagaimana kabar para pembaca sekalian? Tentu saya doakan selalu berada dalam kondisi yang sehat dan prima sehingga dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan optimal.. Amin Ya Rabbal Alamin.

Pada kesempatan ini, saya sengaja mengambil judul “Diet Diabetes.. Sulitkah?” karena seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia telah mengalami peningkatan. Padahal penyakit DM adalah penyakit yang menyangkut gaya hidup dan biasanya terjadi di negara-negara maju, bukan di negara berkembang. Apakah ini berarti Indonesia telah menjadi negara maju? Hehe..saya bercanda, ^_^i tentu jawabannya adalah, “Tidak”. Akan tetapi hal ini adalah pertanda bahwa masyarakat Indonesia mulai terbiasakan dengan gaya hidup yang tidak sehat, hal ini menyangkut kebiasaan makan, pola olahraga, bagaimana menyikapi stress, dan kedisiplinan.



Pendahuluan

Diet merupakan salah satu pilar dalam usaha penanganan DM secara komprehensif, oleh karena itu saya menganggap perlu adanya pembahsan lebih lanjut mengenai diet seperti apakah yang ideal dan baik untuk para penderita DM, pola makan seperti apa yang dianjurkan untuk orang yang mempunyai bakat DM, makanan apa saja yang musti dibatasi, dan peran penting pengendalian berat badan dalam upaya mendapatkan kadar gula darah yang ideal. Mari kita bahas bersama…^_^ bersama…^_^

Mengelola penyakit DM sebenarnya mudah asal penderita bisa mendisiplinkan diri dan melakukan olahraga secara teratur, menuruti saran dokter, dan tidak mudah patah semangat. Selain mengontrol kadar gula secara teratur, melakukan diet makanan dan olahraga yang teratur menjadi kunci sukses pengelolaaan diabetes. Dalam hal makanan misalnya, penderita diabetes harus memperhatikan takaran karbohidrat. Sebab lebih dari separuh kebutuhan energi diperoleh dari zat ini.

Karbohidrat Kompleks vs Sederhana

Menurut dr. Elvina Karyadi, M.Sc., ahli gizi dari SEAMEO-Tropmed UI, ada dua golongan karbohidrat yakni jenis kompleks dan jenis sederhana. Yang pertama mempunyai ikatan kimiawi lebih dari satu rantai glukosa sedangkan yang lain hanya satu. Di dalam tubuh karbohidrat kompleks seperti dalam roti atau nasi, harus diurai menjadi rantai tunggal dulu sebelum diserap ke dalam aliran darah. Sebaliknya, karbohidrat sederhana seperti es krim, jeli, selai, sirup, minuman ringan, dan permen, langsung masuk ke dalam aliran darah sehingga kadar gula darah langsung melejit.

Dari sisi makanan penderita diabetes atau kencing manis lebih dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat berserat seperti kacang-kacangan, sayuran, buah segar seperti pepaya, kedondong, apel, tomat, salak, semangka dll. Sedangkan buah-buahan yang terlalu manis seperti sawo, jeruk, nanas, rambutan, durian, nangka, anggur, tidak dianjurkan.

Peneliti gizi asal Universitas Airlangga, Surabaya, Prof. Dr. Dr. H. Askandar Tjokroprawiro, menggolongkan diet atas dua bagian, A dan B. Diet B dengan komposisi 68% karbohidrat, 20% lemak, dan 12% protein, lebih cocok buat orang Indonesia dibandingkan dengan diet A yang terdiri atas 40 – 50% karbohidrat, 30 – 35% lemak dan 20 – 25% protein. Diet B selain mengandung karbohidrat lumayan tinggi, juga kaya serat dan rendah kolesterol. Berdasarkan penelitian, diet tinggi karbohidrat kompleks dalam dosis terbagi, dapat memperbaiki kepekaan sel beta pankreas.

Sementara itu tingginya serat dalam sayuran jenis A(bayam, buncis, kacang panjang, jagung muda, labu siam, wortel, pare, nangka muda) ditambah sayuran jenis B (kembang kol, jamur segar, seledri, taoge, ketimun, gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat, sawi) akan menekan kenaikan kadar glukosa dan kolesterol darah. Bawang merah dan putih (berkhasiat 10 kali bawang merah) serta buncis baik sekali jika ditambahkan dalam diet diabetes karena secara bersama-sama dapat menurunkan kadar lemak darah dan glukosa darah.



Penggunaan Pola 3J
Ahli gizi lain, dr. Andry Hartono D.A. Nutr., dari RS Panti Rapih, Yogyakarta menyarankan pola 3J yakni:

1. Jumlah kalori,
2. Jadwal makan, dan
3. Jenis makanan.

Bagi penderita kencing manis yang tidak mempunyai masalah dengan berat badan tentu lebih mudah untuk menghitung jumlah kalori sehari-hari. Caranya, berat badan dikalikan 30. Misalnya, orang dengan berat badan 50 kg, maka kebutuhan kalori dalam sehari adalah 1.500 (50 x 30). Kalau yang bersangkutan menjalankan olahraga, kebutuhan kalorinya pada hari berolahraga ditambah sekitar 300-an kalori.

Jadwal makan pengidap diabetes dianjurkan lebih sering dengan porsi sedang. Maksudnya agar jumlah kalori merata sepanjang hari. Tujuan akhirnya agar beban kerja tubuh tidak terlampau berat dan produksi kelenjar ludah perut tidak terlalu mendadak. Di samping jadwal makan utama pagi, siang, dan malam, dianjurkan juga porsi makanan ringan di sela-sela waktu tersebut(selang waktu sekitar tiga jam).

Yang perlu dibatasi adalah makanan berkalori tinggi seperti nasi, daging berlemak, jeroan, kuning telur. Juga makanan berlemak tinggi seperti es krim, ham, sosis, cake, coklat, dendeng, makanan gorengan. Sayuran berwarna hijau gelap dan jingga seperti wortel, buncis, bayam, caisim bisa dikonsumsi dalam jumlah lebih banyak, begitu pula dengan buah-buahan segar. Namun, perlu diperhatikan bila penderita menderita gangguan ginjal, konsumsi sayur-sayuran hijau dan makanan berprotein tinggi harus dibatasi agar tidak terlalu membebani kerja ginjal.



Diet Kalori Terbatas
Penderita bisa mengikuti contoh susunan menu diet B untuk 2.100 kalori (Simbardjo dan Indrawati, B.Sc. dari bagian ilmu gizi RSUD Dr. Sutomo Surabaya) seperti pada Tabel 1. Diet B tinggi serat itu termasuk diet diabetes umum, yang tidak menderita komplikasi, tidak sedang berpuasa atau pun sedang hamil.

Menu Diet B terdiri dari:

Protein

Lemak

Karbohidrat

Kolesterol

65.49 g

45.89 g

377.45 g

112.5 mg

Makan pagi (pukul 06.30)

Nasi

Daging

Tempe

Sayuran A

Sayuran B

Minyak

110 g

25 g

25 g

100 g

25 g

5 g

Selingan (09.30)

Pisang

200 mg

Makan siang (12.30)

Nasi

Daring

Tempe

Sayuran A

Sayuran B

Minyak

150 g

40 g

25 g

100 g

50 g

10 g

Selingan (15.30)

Pisang/ kentang

Papaya

200 g

100 g

Makan malam (18.30)

Nasi

Daring

Tempe

Sayuran A

Sayuran B

Minyak

150 g

25 g

25 g

100 g

50 g

10 g

Selingan (21.30)

Pisang/ kentang

Papaya

200 g

100 g

Pemberian Kalori Sesuai Kebutuhan Dasar

Dalam buku panduan “Perencanaan Makan Penderita Diabetes dengan Sistem Unit” terbitan Klinik Gizi dan Klinik Edukasi Diabetes RS Tebet, menuliskan tentang prinsip dasar diet diabetes, dengan pemberian kalori sesuai kebutuhan dasar. Untuk wanita, kebutuhan dasar adalah (Berat Badan Ideal x 25 kalori)ditambah 20% untuk aktivitas. Sedangkan untuk pria, (Berat Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20% untuk aktivitas. Untuk menentukan berat badan ideal (BBI) bisa diambil patokan: BBI = Tinggi Badan (cm) – 100 cm – 10%.

Contoh, seorang pria bertinggi badan 164 cm, berat badan 70 kg, maka BBI = 64 kg – 10% = 58 kg. Kebutuhan kalori dasar = 58 x 30 kalori = 1.740 kalori. Ditambah kalori aktivitas 20% = 2.088 kalori. Jadi, pria ini memerlukan diet sekitar 2.000 kalori sehari.

Namun, rumusan ini tidak mutlak. Bila pasien sedang sakit, aktivitas berubah, atau berat badan jauh dari ideal, maka kebutuhan kalori akan berubah. Bila berat badan berlebih, jumlah kalori dikurangi dari kebutuhan dasar. Sebaliknya, bila pasien mempunyai berat badan kurang, jumlah kalori dilebihkan dari kebutuhan dasar. Begitu berat badan mencapai normal, jumlah kalori disesuaikan kembali dengan kebutuhan dasar.

Prinsip Diet DM

Prinsip makan selanjutnya adalah menghindari konsumsi gula dan makanan yang mengandung gula. Juga menghindari konsumsi hidrat arang olahan yakni hidrat arang hasil dari pabrik berupa tepung dengan segala produknya. Ditambah lagi mengurangi konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari (lemak binatang, santan, margarin, dll.), sebab tubuh penderita mengalami kelebihan lemak darah. Yang perlu diperbanyak justru konsumsi serat dalam makanan, khususnya serat yang larut air seperti pektin (dalam apel), jenis kacang-kacangan, dan biji-bijian (bukan digoreng).

Bila penderita juga mengalami gangguan pada ginjal, yang perlu diperhatikan adalah jumlah konsumsi protein. Umumnya, digunakan rumus 0,8 g protein per kilogram berat badan. Bila kadar kolesterol/trigliserida tinggi, disarankan melakukan diet rendah lemak. Bila tekanan darahnya tinggi, dianjurkan mengurangi konsumsi garam.
Kegagalan berdiet bisa disebabkan karena pasien kurang berdisiplin dalam memilih makanannya atau tidak mampu mengurangi jumlah kalori makanannya. Bisa juga penderita tidak mempedulikan saran dokter.

Untuk memudahkan penerapan, dibuat sistem unit 80 kalori. Tabel 2 menyajikan makanan yang mengandung 80 kalori per unitnya. Misalnya, seorang pasien yang memerlukan 1.600 kalori per harinya, akan mendapat makanan 20 unit sehari senilai 80 kalori setiap unitnya. Jumlah 20 unit terbagi atas sarapan empat unit, makanan kecil (pk. 10.00) dua unit, makan siang enam unit, makanan kecil (pk. 16.00) dua unit, dan makan malam enam unit.
Tabel di bawah ini yang menunjukkan contoh lima kelompok makanan: makanan pokok, lauk pauk, sayuran, makanan ringan/siap santap, buah-buahan, dan minuman.

Jenis Makanan

A

B

C

Makanan pokok

Lauk pauk

Sayuran

Siap santap

Buah-buahan

Makanan ringan

minuman

Nasi

Pepes ikan

Sayur bening

Ketoprak

Apel

Lemper

Teh/kopi

Roti

Sate

Lodeh

Hamburger

Pisang

Kroket

Es campur

Kentang goreng

Rending

Buntil

Pizza

Anggur

Lapis legit

Minuman ringan

Makanan dalam kelompok A bisa dibilang berkomposisi paling baik, karena mengandung serat dan atau rendah hidrat arang olahan serta rendah lemak. Sementara golongan C kurang baik karena kandungan gulanya tinggi, rendah atau tanpa serat, dan terlalu banyak lemak. Jadi, dianjurkan untuk memilih A atau B, bukan C. Nasi lebih baik daripada bubur, karena kandungan serat lebih baik sehingga lebih lama bertahan di usus. Pemanis gula bisa diganti dengan pemanis buatan. Di sini diberikan pula contoh menu yang dapat diikuti (20 unit atau 1.600 kalori):

Makan pagi

Setangkap roti tawar

Sebutir telur ayam

1 sendok teh selai

1 gelas susu skim

1.50 unit

1.25 unit

0.25 unit

0.75 unit

Selingan (di kantor)

Arem-arem

Teh tanpa gula

2.75 unit

Makan siang

Nasi putih

Daging cah kembang kol

Sayur bening bayem

Papaya

1.25 unit

3.00 unit

0.25 unit

0.50 unit

Selingan sore

Serabi pandan (kue basah)

1 gelas jus melon

1.75 unit

0.50 unit

Makan malam

Nasi, sayur, daging, ikan goreng, gado-gado

1 gelas jus tomat

3.75 unit

0.25 unit

Selingan malam

1 pisang ambon

1.25 unit

Dengan melakukan diet yang teratur dan disiplin pasti kadar gula dapat dikendalikan. Semoga setelah membaca artikel yang sederhana ini, kita semua dapat menerapkannya untuk mendapatkan pola diet yang sehat dan seimbang. Jangan pernah menyerah untuk meraih kesehatan yang prima.. Man Jadda Wajada! ^_^ was.


Penasaran? Baca terusannya...