Hai,Guys lama tak bersua..^_^
Kalau berbicara tentang leukemia mungkin bayangan kita akan tertuju pada seorang anak yang terlihat lemas, pucat, banyak memar, dan sebagian terlihat botak karena menjalani kemoterapi berkali-kali... Leukemia akut pada masa anak-anak merupakan 30-40% dari keganasan pada anak dan mencapai 97% dari semua leukemia pada anak (82% LLA, 18% LMA).. Coba bayangkan betapa banyak senyum manis dan lugu mereka yang terenggut oleh penyakit yang sampai kini belum diketahui pasti penyebabnya ini.. Itu sebabnya, saya ingin membahas lebih mendalam lagi mengenai penyakit leukemia. Video berikut mungkin dapat memberi contoh bagaimana bayi mungil yang polos pun bisa menjadi korbannya... Semoga bermanfaat
DEFINISI LEUKEMIA
Secara harfiah, leukemia berarti darah putih yang berasal dari asal kata Yunani yakni leukos yang artinya putih dan aima yang berarti darah. Akan tetapi hal ini musti dibedakan dengan leukosit yang artinya juga sel darah putih.
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang, yang ditandai oleh perbanyakan (proliferasi) sel-sel darah putih (leukosit) secara tidak teratur dan tidak terkendali dan fungsinya pun menjadi abnormal. Dominasi leukosit yang abnormal (sel leukemia) di sumsum tulang akan menekan produksi leukosit normal, trombosit maupun eritrosit, dan hal inilah yang menyebabkan terjadinya anemia dan trombositopenia (jumlah trombosit yang rendah). Itu sebabnya pasien leukemia akan rentan sekali terkena infeksi (fs.leukosit), mudah terjadi perdarahan dan memar (fs.trombosit), dan terlihat pucat serta lemas (fs.eritrosit). Sel leukemia juga bisa menyebar ke pembuluh limfatik dan organ-organ lain yang menimbulkan keluhan bengkak dan nyeri.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO LEUKEMIA
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
1. Radiasi
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:
- Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
- Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
- Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia:
- Racun lingkungan seperti benzena
- Bahan kimia industri seperti insektisida
- Obat untuk kemoterapi
- Marijuana maternal
- Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki kloroma di sekitar orbita mata
- Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun
- Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK.
Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal. Pada anak-anak dengan sindrom Bloom's, anemia Fanconi's, dan ataksia telangiektasia juga diketahui mempunyai insidens menderita leukemia yang lebih tinggi.
5.Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada orang dewasa.
PATOGENESIS LEUKEMIA
Walaupun etiologi leukemia pada manusia belum jelas, namun pada penelitian mengenai proses leukemogenesis pada binatang percobaan ditemukan bahwa penyebab/agennya mempunyai kemampuan untuk melakukan modifikasi nukleus DNA dan kemampuan ini meningkat bila terdapat suatu kondisi genetik tertentu, seperti translokasi, amplifikasi, dan mutasi onkogen seluler. Pengamatan ini menguatkan anggapan bahwa leukemia dimulai dari suatu mutasi somatik yang mengakibatkan terbentuknya "gugus" abnormal.
Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lanbar dan bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal.
KLASIFIKASI LEUKEMIALeukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:
1.Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
2.Tipe sel predominan yang terlibat: limfoid dan mieloid
Penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi.
- Ketika leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik.
- Ketika leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil maka disebut leukemia mielositik
- Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat sel-sel abnormal
- Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, terdapat sel-sel abnormal
- Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal
Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi menjadi:
- Leukemia Limfositik Akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih
- Leukemia Mielositik Akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
- Leukemia Limfositik Kronik (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak
- Leukemia Mielositik Kronik (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.
GEJALA DAN TANDAManifestasi leukemia akut merupakan akibat dari komplikasi yang terjadi pada neoplasma hematopoetik secara umum. Namun setiap leukemia akut memiliki ciri khasnya masing-masing. Secara garis besar, leukemia akut memiliki 3 tanda utama yaitu:
- Jumlah sel di perifer yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan terjadinya infiltrasi jaringan atau leukostasis
- Penggantian elemen sumsum tulang normal yang dapat menghasilkan komplikasi sebagai akibat dari anemia, trombositopenia, dan leukopenia
- Pengeluaran faktor faali yang mengakibatkan komplikasi yang signifikan
Pemeriksaan darah lengkap (DPL) dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis leukemia. Namun untuk memastukannya harus dilakukan aspirasi sumsum tulang dan dilengkapi dengan pemeriksaan
radiografi dada, cairan serebrospinal, dan beberapa pemeriksaan penunjang lainnya. Cara ini dapat mendiagnosis sekitar 90% kasus, sedangkan sisanya memerlukan pemeriksaan yang lebih lanjut seperti sitokimia, imunologi, sitogenetika, dan biologi molekuler.
Pada DPL didapatkan anemia, kelainan jumlah hitung jenis leukosit, dan trombositopenia. Bisa juga terdapat eosinofilia reaktif. Pada pemeriksaan preparat apus darah tepi didapatkan sel-sel blas.
Pada protokol WK-ALL dan protokol Nasional (Protokol Jakarta) pasien LLA dimasukkan dalam kategori risiko tinggi bila jumlah leukosit > 50.000, ada massa mediastinum, ditemukan leukemia susunan saraf pusat (SSP), serta jumlah sel blas total setelah 1 minggu diterapi dengan deksametason lebih dari 1000/milimeter kubik. Massa mediastinum akan tampak pada radiografi dada, sedangkan untuk menentukan adanya leukemia SSP harus dilakukan aspirasi cairan serebrospinal (pungsi lumbal) dan dilakukan pemeriksaan sitologi.
FAKTOR PROGNOSTIK
Berdasarkan ini, pasien dapat dibedakan ke dalam kelompok risiko biasa dan risiko tinggi.
Faktor Prognostik (Khusus pada LLA)
Jumlah leukosit awal >50.000 u/L, usia pasien <18>10 tahun, fenotip imunologis dari limfoblas (leukemia sel B lebih buruk dari sel T), jenis kelamin perempuan, respon setelah terapi prednison selama 1 minggu (sel blas masih tinggi), kelainan jumlah kromosom (hipoploidi). Semuanya dapat memperburuk prognosis LLA.
PENATALAKSANAAN
Penanganan leukemia meliputi kuratif dan suportif. Penanganan suportif meliputi pengobatan penyakit lain yang menyertai leukoemia dan pengobatan komplikasi antara lain berupa pemberian transfusi darah/trombosit, pemberian antibiotik, pemberian obat untuk meningkatkan granulosit, obat anti jamur, pemberian nutrisi yang baik, dan pendekatan aspek psikososial.
Terapi kuratif/spesifik bertujuan untuk menyembuhkan leukemianya berupa kemoterapi yang meliputi fase induksi remisi, intensifikasi, profilaksis SSP, dan rumatan.
Pasien dinyatakan remisi komplit apabila tidak ada keluhan dan bebas gejala klinis leukemia, pada aspirasi didapatkan jumlah sel blas <5%>12 g/dL tanpa transfusi, jumlah leukosit >3000/uL dengan hitung jenis leukosit normal, jumlah granulosit >2000/uL, jumlah trombosit >100.000/uL, dan pemeriksaan cairan serebrospinal normal.
Adapun terapi transplantasi sumsum tulang dapat memberikan kesempatan untuk sembuh, terutama pada pasien anak-anak dengan leukemia sel T yang setelah relaps mempunyai prognosis buruk dengan terapi sitostatika konvensional.
1 comment:
Apple Watch Stainless Steel vs Titanium - TI-ONIC HEAVEN
The ford edge titanium stainless steel casing with a polished chrome is titanium headers the only way to titanium mens rings add heat to your Apple Watch. titanium tent stakes Apple babyliss pro titanium straightener Watch stainless steel is a stainless steel casing and is
Post a Comment